Seoul Day 0

November 17, 2019

Sama sekali nggak ada niatan (belum ada) untuk jadi travel blogger soalnya nggak sering jalan-jalan juga, tapi termasuk orang yang exited sama yang namanya 'liburan'.


Lalu, kenapa Korea Selatan?
Sejarah nya itu panjang.
Jadi, walaupun gue emang suka K-Drama, tapi bukan dengan modal ngayal babu bisa ketemu oppa dan bukan karena motif ingin mengejar oppa lah makanya gue ke koriya. Bukan, bukan karena itu. Sebelum K-Pop menyerang, sebelum Blackpink jadi brand ambassador nya Shoope, dari jaman So Jisub masih jabrik dan sebelum Lee Minho jadi idola emak-emak, jauh sebelum itu gue emang udah SUKA NEGARA NYA. Gue suka culture nya, gue suka attitude mereka, gue suka bagaimana negara mereka improve dari negara yang biasa saja menjadi motor teknologi dunia, gue suka alamnya, gue suka city landscaping nya, dan masih banyak lagi yang bikin gue suka sama negara itu.
18 tahun lalu..
Tepatnya tahun 2001 (waktu itu gue masih kelas 1 SD)– melodrama berjudul "Autumn in My Heart" atau di Indonesia lebih dikenal sebagai “Endless Love” pernah tayang di Indosiar. Drama yang diperankan Song Seunghoon dan Song Hyekyo itu berhasil membuat malam-malam gue dan mamah berlinangan air mata saking beautiful dan saking heart wrecking nya drama itu. Bermalam-malam gue bersama mamah memandangi layar TV yang menyuguhkan kecantikan, keindahan serta kemuraman yang Musim Semi bawa. Karena ingatan melankolis bersama mamah itulah gue secara nggak sadar jatuh cinta dengan– Autumn.

Back than in 2012, exactly 7 years ago.
I fell in love again with another heart wrecking melodrama which called, “The Innocent Man” (fyi, that drama still my personal favourite to-date). Kim Jinwon gamdok-nim mendapat kredit sepenuhnya dari gue saking impresif nya dia nge-direct drama ini. Filmografinya bikin gue bener-bener-betul-betul-parah-banget jatuh cinta sama yang namanya Autumn.

So, that time, I said to myself;
“If I get a chance to going there, that must be during Autumn”


(Cuplikan The Innocent Man berlatar musim gugur, ditambah dengan narasi yang bikin hati teriris-iris, backsound yang bikin dada ngilu dan directing nya yang bikin gue nangis badhaaay -_-)

Waktu nonton drama itu gue masih anak SMA cupu yang nggak pernah ada intention pergi kemana-mana dan nggak pernah bersungguh-sungguh mencari cara untuk pergi kesana. It's just a random-impulsive-wishful dream cause by watching so much drama. Ekekekke~ Bahkan sampai saat ini pun gue hanya seorang “employed" dengan pendapatan pas-pasan yang kalau pertengahan bulan jerit-jerit minta diturunkan hujan duit.

But, it was like a perfect scenario which Paulo Coelho wrote in his book– The Alchemist;


"And, when you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it"

Kalau ditanya, apakah ini keajaiban?
Bisa dibilang iya bisa dibilang enggak.
Dibilang enggak karena gue kesana bukan karena durian runtuh atau menang hadiah undian, tapi karena gue usaha qerja keras bagai qudha buat nabung. Tapi bisa juga dibilang iya karena gue sendiri nggak menyangka manusia yang duhit nya selalu habis untuk beli whiskas macam awak ini ternyata BISA MENABUNG!!

...

Mau kemana aja emang, Pin?

Walaupun destinasi wisata mainstream di Seoul itu buanyaaaaaaaak buaaaanget, hampir di setiap distrik ada tempat keren sampe pusing sendiri pas mau bikin itin, tapi tujuan utama gue pribadi pergi ke Seoul kurang lebih begini :
  • Ngerasain yang namanya AUTUMN.
  • A time for nature. Nyari pohon-pohon merah or koneng or oranye khas musim gugur
  • Experience like locals. Like locals means, jalan kemana-mana naik public transport, jalan ke tempat yang 'nggak terlalu turis', dll.
  • Heritage and History.
  • Jalan-jalan santuy di trotoar mereka yang super gede dan lebar, dibawah naungan pohon yang warnanya menguning/mengoranye/memerah dan nikmatin daun-daun yang berguguran ketika di terpa angin *halah!
  • Santuy santuy di RTH (Ruang Terbuka Hijau) atau di tempat yang sejuk, asri dan warna-warni
  • Off-the-beaten paths, macem tracking ke atas bukit buat ngeliat hamparan kota.
Udah gitu doang.

Gue bahkan nggak mau memasukan wisata belanja (karena nggak punya duhit buat belanja juga wkwkkw). Gue juga nggak masukin wisata K-ent semisal kantor agensi, stasiun TV, dll karena gue nggak punya bias juga.

P-U-R-E. Gue pengen ngerasain yang namanya AUTUMN.

Autumn in Korea starts from September to November but foliage only lasts for two weeks, usually around the end of October and early November.  And yep, I come almost in the perfect time, first week in November. We blessed to have witnessed the magic and beauty of Seoul in Autumn.

And believe me..
Autumn does really make someone fall in love.

...

Sebelum gue memulai ngeracau tentang perjalanan gue dalam post yang berbeda, gue mau bilang kalau hidup itu sungguh unpredictable. Siapa yang sangka kalau setelah 10 tahun khayalan random anak piyik yang dulunya seolah mustahil ternyata bisa menjadi nyata?

Seoul however, is such a beautiful place.
Dengan tata kotanya yang cantik, bersih, apik, tertata rapih, alamnya yang menakjubkan dimana gunung, bukit, hutan, padang bunga dan sungai berkumpul menjadi satu and everything was instagramable. Disini juga gue bertemu dengan orang-orang yang mostly stylist yang cuma ke warung aja pake sneakers and proper jacket. Police officers look like celebrities, toko make up bertebaran disetiap sudut tempat kek toko kacang. Kota dimana nilai-nilai tradisional dan urban bercampur jadi satu. Pokoknya, visual yang meraka sajikan dalam K-drama itu mostly identic dengan kenyataannya. 

Dan.. satu hal lagi yang bikin gue jatuh cinta dengan kota ini adalah; the fact that I don't have to go far to relax and enjoy nature.

From just a single perspective, this could be a perfect place to live :)

You Might Also Like

0 komentar

Comment