Experience

Donor Darah

December 31, 2017

Sedekah paling murah itu donor darah..
Gitu kata Ka Anna.


Seperti yang Ka Anna bilang dan seperti beberapa cerita yang pernah gue baca, ketersediaan darah di bank darah masih kurang untuk menyokong kebutuhan. Setiap harinya, banyak orang yang membutuhkan donor, sayangnya di pendonor masih minim. Sampai saat ini kebutuhan darah baru tercapai sekitar 300 kantung/bulan sedangkan kebutuhan PMI mencapai 1000 kantong/bulan.

Dari dulu sebenernya gue udah pengen donor. Waktu SMA, pas gue PKL di Bayer, dalam rangka menyambut hari K3 kalau ga salah, gue sempet daftar donor. Apalah daya ketika berat badan gue waktu itu nggak masuk kriteria untuk bisa donor -_- 

Travel

Mimpi Masa Kecil

December 26, 2017

Sejak usia gue enam tahun, gue sudah tersihir dengan keindahan Bosscha dalam legendary movie nya anak 90'an, "Petualangan Sherina". Semacem ngeliat keindahan Carousel di malam hari, atau pergi ke bukit bintang, seperti itu pula Bosscha bagi gue. 

Magic fairy tales.
Bosscha salah satunya.
Ada sesuatu disana yang membuat sesuatu dalam diri kita meminta bernostalgia barang sejenak.

Ketika gue yang begitu ingin kembali ke Bosscha dengan pikiran yang lebih jernih, lalu dihadapkan dengan papan dibawah ini, menurut kalian, gue bakal jadi apa?


Nyesek, tahu gak?

Snap

Bandung

December 26, 2017


Bandung, 24 Desember 2017

Karena senja datang, bukan untuk ditangisi,
tapi disyukuri..

Thought

Generasi Sumbu Pendek

December 16, 2017

Lagi risih banget sama keadaan sosial sekarang ini. Nggak di luar, nggak di negara sendiri, semua perpecahan.

Garis bawahi ya, gue ini plegmatis. Garis keras.

Sikut-sikutan yang terjadi saat ini jelas bikin gue seper-duper nggak nyaman. Bodohnya gue, udah tahu nggak bisa liat perseteruan dan nggak betah liat orang beradu argumen, masih aja mantengin isu berjam-jam, jadi observant comment section di Youtube, ujung-ujungnya malah pengen banting laptop sendiri saking keselnya.

Gue bukan orang yang lihai menyuarakan isi hati terhadap sesuatu yang sentimetal dan sensitif sebenernya, apalagi kalau itu soal agama atau politik. Tapi karena beberapa isu lagi hangat banget terjadi di Indonesia dan Dunia awal Desember ini, gue jadi pengen nulis aja walau gue sendiri bingung sebenernya perlu nulis beginian atau enggak. Disini gue nggak mau bicara soal siapa yang benar dan salah dari sudut pandang gue tentang kasus itu, gue cuma mau mengomentari keadaan sosial yang terjadi disekelilingnya hanya karena sebuah topik.

Kalau liat kehidupan bervirtual-sosial, nggak ada yang namanya adil dan makmur disana. 
Miris-pake-banget.

Self Focus

Being ISFP

November 25, 2017

Pembahasan tentang human interest selalu menarik perhatian gue. Sifat, emosi, cara seseorang mengambil keputusan, pertimbangan apa yang mereka pikirkan, value of life, sejauh mana hati seseorang bisa bertoleransi dengan rasa sakit dan apa pengaruhnya buat pola perilaku manusia itu sesuatu yang ajaib dan keren untuk dipelajari menurut gue.

Karena gue sering banget mempertanyakan pada diri gue sendiri,
"Kenapa gue harus bertingkah kayak gini?" 
"Kenapa harus gue yang berakhir kayak gini?"
"Kenapa gue nggak bisa kayak dia?"
"Kenapa ada yang namanya rasa sakit?"
"Kenapa ada orang yang begitu keras kepala dan selalu menganggap dirinya benar?"

Nanya gitu terus sepanjang hidup itu capek. Kadang gue pengen tahu juga apakah orang lain mengalami perang batin yang sama seperti gue atau enggak? Apakah mereka punya kontradiksi dari sifat mereka atau enggak?

Apa sebaiknya gue ngambil S2 Sosiologi atau Psikologi aja kali ya? -_-

Gue itu ISFP.
Introversion, Sensing, Feeling, Perceiving.
Salah satu dari enam belas kepribadian yang dikelompokan menurut MBTI. 
Gue ada di 5% golongan itu dari keseluruhan populasi manusia di muka bumi ini. Mungkin karena populasi ISFP yang cuma sedikit itu, jadi tidak banyak blog atau artikel yang membahasnya secara dalam.

If you meet someone who's cool but awkward at same moment, that person must be ISFP.

Book

Book - Supernova 5 Gelombang by Dee

November 20, 2017

Karena semenjak tahun 2014 gue seolah kehilangan minat baca padahal gue beli buku ini di awal-awal perilisannya, bahkan gue udah beli seri selanjutnya Supernova#6 Inteligensi Embun Pagi yang sampai saat ini juga belum gue baca. Akhirnya setelah hampir tiga tahun teronggok nggak jelas di lemari kosan, gue terjerumus lagi ke dalam cerita perjalanan panjang Supernova yang berhasil gue tuntasnya buku kelimanya ini dalam waktu dua hari (kepotong-potong sambil ngerjain laporan KP -_-).

Telat banget emang gue nulis reviewan buku ini, apalagi buku ini telah genap sempurna tahun 2016 lalu karena IEP udah kelar yang artinya perjalanan Supernova telah tuntas. Tapi sebodo amat, gue mau bagi-bagi kerumitan di kepala gue setelah baca gelombang karena nggak bisa buru2 lanjut ke IEP, gue kudu mudik dulu buat ambil buku itu dan gue masih punya kesibukan lain yang lebih penting ketimbang ikut gila kayak Gio, jungkir-balik baca buku ini.

Sebelum baca perjalanan gue bersama Alfa Sagala di Buku Gelombang ini, ada baiknya ngintip sebentar review-an ala kadar seri Supernova sebelumnya yang pernah gue bikin biar sedikit nyambung BOOK – SUPERNOVA BY DEWI ‘DEE’ LESTARI.

23252584

Supernova #5 Gelombang
BUKU PALING HYPE DI TAHUN 2014. 
Gue peringatkan kalau post ini bakal penuh Spoiler. 
Gue bukan sekedar mau bagi rangkuman, tapi gue mau nebar klu, media nyari temen buat diajakin mikir. Take your own risk, guys~

Daily

Bukan Power Ranger

November 05, 2017

Senin - Jum'at
06.30 - 07.30 Jadi tukang ojeg (Jakpus - Jakut)
07.30 - 15.00 Jadi tukang listrik
15.30 - 17.00 Jadi sopir AKAP (Jakut - Jaktim)
17.00 - 01.00 Jadi tukang obat
01.00 - 01.30 Perjalanan balik ke kosan (Jaktim - Jakpus)
01.30 - 05.30 Tidur kayak orang pingsan
06.30 - dst Kembali ke awal.

Sabtu - Minggu
00.00 - 00.00 Jadi Zombie -_-

Itu adalah daily routine gue selama sebulan kemarin. Satu kata yang tepat untuk menggambarkan Oktober kemarin adalah : Babak belur. Physically and mentally.

Movie

Memaknai Film G30S/PKI

October 01, 2017

Alasan gue pengen bikin tulisan ini adalah karena selama 22 tahun hidup, baru sekali ini nonton film kolosal histori yang Indonesia sendiri punya. Nggak ngerti juga sih kenapa tuh film lebih layak disebut Thirller-Horor ketimbang cerita historic karena mencekam banget. Yang bikin gue usik pengen nulis panjang lebar begini adalah karena kicauan gue di jejaring menimbulkan beberapa komentar pahit semisal, “Udah gue duga lu itu pendukung orba dan anti kiri,”

Ehey bos! 2k17  jamannya Revolusi Mental, napa pula gue harus mihak sesuatu di masa lalu yang gue sendiri nggak ngerasain gimana pemerintahannya? Gue pilih demokrasi berbasis syariat Islam kalau bisa.

Daily

Self Reflection : Saat Membenci Diri Sendiri

September 29, 2017

Saat gue kehilangan headset yang sebelumnya masih di pegang-pegang. 

Saat gue ngerjain 10 batch sampel dibawah tekanan yang gue buat sendiri tahunya 5 batch diantaranya udah di kerjain dari awal bulan dan gue nggak inget sama sekali.

Saat gue membawa celana jas hujan di dalem tas tapi meninggalkan atasan jas hujannya di lab.

Saat gue jerit-jerit lupa ngambil masker padahal leher gue dililit masker.

Saat gue lupa bawa minyak kayu putih yang udah gue siapin.

Saat gue nggak mem-forward wasap ibu gue.

Saat gue membuang begitu saja jas hujan yang udah kaku-gak-bisa-dilipet (karena gue jemur siang bolong dan nggak gue angkat-angkat) ke bak sampah begitu saja lantaran gue udah punya yang baru, dan gue baru sadar kalau jas hujan kaku itu sebenarnya masih layak untuk dihibahkan dan bermanfaat buat orang lain.

Saat gue meninggalkan kalkulator gue yang udah gue siapin buat Ekonomi Teknik di lab.

Saat gue ingin pake kaus kaki lucu tapi gue lupa dimana posisi tuh kaos kaki padahal kemarin gue lihat itu dimana.

Saat gue pengen banget ngerjain sampel FTIR dan PSD tapi nggak gue kerja-kerjain.

Saat gue beli pembatas binder yang ternyata bolongannya nggak cocok sama binder gue.

Saat gue mengantuk tapi gue malah nonton Age of Youth season 2.

Saat gue seharusnya ngisi diary Energi Baru Terbarukan tapi gue malah nyasar di Blogspot.




P.S Pelajaran hidup hari ini : Kalau naik motor terus pakai jaket, jaketnya jangan di seleting setengah badan doang -_-

Movie

Beautiful Story between 'A Man and Woman'

September 24, 2017

I choose to stop writing about dramas and movies because it seems don't bring any 'faedah'. Yep.. people these days can googling easily if they want to read some review. But please forgive me, I should break my rules because I can't hold myself to not talking about this one.

Rather than talk about the synopsis, I want to write about the directing instead..

A Man and a Woman is a superior example of the top-hole melodrama that Korean cinema does so well these days.


Tales of angst-ridden forbidden love have always been my favourite.
I like kind of tender-subdued-delicate movie like this while others may find it a little dull and ponderous.

Travel

Monas Night

September 09, 2017

Karena yang mendadak itu biasanya kesampean.


Pada dasarnya, kemaren tanggal 15 itu gue mau nonton Teater Koma di Gedung Kesenian Jakarta sama bapake. Tapi sorenya, pas gue udah cetak tiket segala macem, bapake wasap kalau beliau nggak bisa join karena ada kerjaan kantor mendadak. Terpaksa gue mantapkan diri gue untuk cus kesana sendiri meski pada akhirnya ada juga orang yang mau ngintilin gue.. Mila.

College

Rambling Before the War

September 08, 2017

Hola Septemba!

It should be ‘September Ceria’, sadly it was not.

I am typing with the responsibility to study but otherwise, I still exhausted, extremely.

Today should be a productive day, but.. I losing somewhere. Because I still tired– of life.

Polite confession: Today, I’m not going back to Bogor just because I want to finish my research report but the funny fact is; I keep losing somewhere, in this virtual world until this hour. Listening Mary Hopkin’s song which remembered me about my childhood life and can’t moving forward because Age of Youth soundtrack playlist.

I LOVE SATURDAY.
I love Saturday than Sunday.
I love Saturday than everything!

BUT WHY SATURDAY ALWAYS PASS TOO FAST?
I need more pack of 'hours', 
Do you have it? A day fill up with 24++ hours package.

Next week and– I don’t know until when, I’ll facing my super-busy days. College will start this Monday, not start yet but I know 7th semester gonna be hell. Yea, basically I hate college. I have many-things-to-do that I should finish these day. Preparation for my research presentation is my priority cause I want to attend the 2nd trial in mid-September. Sadly, my research still undone. I still going here and there to testing my outcome materials. The most annoying one is, I still don't know which match dispersant to our materials. I’m not tryin’ to be dramatic but believe me, I am sick reaching my teacher

And here we go.. the most unconducive place; Laboratory.
There was hell. I have a stack of product report, product should be analysing, never-ending-listed equipment calibration, unstopping validation process, reference standard documentation– and more. It feels like I want to throw those things to the trash can!

Next month I’ll start my PKL in Indonesian Power. The real engineer will be born. It means, I’ll go to North Jakarta in the morning, go to college in Central Jakarta in the afternoon and go to office in East Jakarta in the night. 

I am not even a Power Rangers but why I should through this kind of situation when I always started my day with “sleepy-face” expression and have no energy left in the noon, everyday?

I can’t even image how it would be if I should keep moving 24 hours non-stop

The real war, soon.

Show

Warisan by Teater Koma

August 30, 2017

Itulah warisan kita? Korupsi dan Utang?
Descriptionnya aja bikin nyeees..


Sebagai anak dan bapak yang udah lama ngidam nonton wayang bharata di Senen dan sampe sekarang belum juga kesampean akhirnya kemarin bapake ngajakin gue nonton teater koma. Asumsi masyarakat Indonesia kurang mengapresiasi pertujukan dan pagelaran semacam ini terbantahkan ketika gue mengalami kesulitan berburu tiket.

Gue udah reserved tiket dari lama sebelum tanggal pertunjukan di mulai, tapi saudara-saudara, gue bahkan udah nggak dapet tiket VIP -_- seat tersisa hanya di balkon dan demi apapun seat itu ada di tempat-tempat yang nggak oke -_-

Playlist

When Autumn Comes

August 26, 2017

I often feel as if I've forgotten something important or as if something is missing.
I'm not the only one who experience this, right?

As a girl who trapped in ISFP personality, I uphold every little things at peaceful moment. Every single things in this world have big meaning. Impact are the rare things nowdays.

I never into Kpop that much. Most Kpop song isn't something that can touch your hear, but it'll be exception for their ballad. I have several soloist like; K.Will, Isu M.C The Max, Sung Sikyung, Eru, Junsu, Navi, etc who can fill my ballad-craved. K-indie and ballad artists are blessed people, they are really worth to listen.

The day before, I had crush with this silly handsome man. He is one of the winner from Superstar K. It feels like I found young version of Lee Seunggi's by hearing his song.

Here is it..
Roy Kim (Kim Sangwoo) - When Autumn Comes


He had sad aura, but it's not that kind of sadness that make you cry and break down, it's warm. His voice can heal but almost to the point of it hurting. Not in a bad way, though. Comforting. It's that kind of warm that you feel at the end of the day, when you're sitting on the bus on your way home after a long day.

That is why I love Roy Kim.
His calmness.

His voice is heavenly and perfect. He music is not typical Korean but so westernised. He is such an amazing and beautiful singer being. I observed his several MV.. and yep, I'm so drawn with it. Those MVs are so simple but convey so much emotion. Whoever directs his MV are geniuses. They're always so subtle but leaves such an impactfull feeling.

My feeling;
Since I live in tropic area and never going aboard, I never had any experience living on four-seasons country, I only know hot and rainy days, but I really crazy over fall-winter scenery.

There is something special about fall, may is refreshing but there is a bit sadness, about leaving from light to darkness, because we are going from summer to winter.

My dream is very small, it's just to sit with you
On this bench filled with fallen leaves, just sit with you till sunset
The people walking on the street while holding hands
Do they know how precious is that?

Simply, right?

If you're such a ballad trash like me, just try to listen his song. I recommend; Stay, I Want to be with You, The Great Dipper and Nothing Last Forever.

Fyi, I also like other Superstar K-pop finalist, Hong Daekwang.

Movie

Banda : The Dark Forgotten Trail

August 12, 2017

Ketika orang-orang sibuk nyari seat buat nonton Annabelle.
Pertanyaannya adalah;  sejak kapan gue ikhlas ngabisin duit buat nonton pelm setan?

Bebererapa waktu lalu, gue diracun oleh salah seorang teman virtual dengan film berjudul Banda : The Dark Forgotten Trail.

Pertanyaan selanjutnya adalah; sejak kapan gue nonton Dokumenter?
Jawabannya adalah; Sejak gue sadar kalau Dokumenter itu menyuguhkan sebuah kejujuran *atsaaaaah~

Experience

[Ada Alien] Citizen Journalist Academy 2017 #Energi Muda Pertamina

August 05, 2017

"Ketika anak piyik remehan biskuit bau Acetic Acid yang kemarenan kagak bisa ngerjain ujian Kinetika Reaksi Homogen II, tiba-tiba mental keluar bimasakti, maka yang selanjutnya terjadi adalah.."

Gue cuma mau bilang; dunia itu luas, sob.

Dunia bukan perkara dapetin nilai A di semua matkul.
Dunia itu soal belajar dan terus belajar.

Jadi kemarenan, gue mencoba belajar dengan cara yang lain. Gue ikutan workshop dan audisi Citizen Journalist Academy yang diadakan oleh Pertamina bekerjasama dengan Liputan6 SCTV dan Indosiar.

Pasti banyak yang nggak sadar kalau satu dari ratusan orang yang duduk di bangku empuk Ice Palace itu adalah alien.

Book

Critical Eleven [not a review]

May 28, 2017

Ini nggak ada hubungannya dengan review books or movies seperti yang sudah-sudah. Gue hanya ingin bercerita... sedikit serius sebenernya..

Jadi waktu itu temen gue tanya, "Pin, lo punya novel Critical Eleven?"
Gue : "Punya,"
Temen gue : "Ceritanya kek gimana sih?"
Gue : *space out* hmmmm.. not sure..

Temen-temen gue di kantor pada ribut ngebet nonton Critical Eleven di bioskop dan heboh pengen baca bukunya. Sebagai orang yang "demen" ngoleksi buku, gue punya semua bukunya Ika Natassa (kecuali Anatalogi Rasa) but guess what...semua buku Ika yang gue punya, belum pernah gue baca sampe khatam. Remember, I just like collect books, not really read it~

Sembilan puluh persen novel indonesia yang sudah diadaptasi ke Film sudah gue baca bukunya, dan gue bangga. Sebagai orang yang merasa punya titel kek gitu, kali ini gue merasa gagal karena Critical Eleven ini menjadi Film adaptasi pertama yang belum pernah gue baca bukunya (disaat gue udah beli tuh buku dari jaman dia baru publish)

Thought

When you finally find yourself

March 24, 2017

Beberapa waktu lalu, gue sempet membackward blog gue ini dan keinget gitu pas awal-awal gue bikin blog ini tahun 2009, pas gue kelas 3 SMP. Banyak hal random yang gue ceritain disini dari hal gak penting sampe yang sedikit penting. Salah banyak yang gue inget, gue pernah nulis soal waktu, angkot di Bogor, Indonesia, dan hal lain yang lebih layak disebut ke-sok-tahuan gue soal hidup padahal gue masih anak cabe rawit bau kencur waktu itu.

Daily

Persiapan Penelitian (baca: Disentil Allah)

March 11, 2017



P.S I've been busy with fan-girl life back then, I think this is the right time to gather my sense to stop playing and focus with real life.

Jadi ceritanya, ini minggu kedua gue udah ngampus lagi di semester 6. Masalahnya, permulaan semester ini di mulai dengan kurang oke bagi gue sendiri, padahal gue udah cukup menyambut semester ini dengan suka cita semangat '45 karena IP gue semester kemarin 'lumayan' oke.

Guess what?
AUDIT.

Travel

Dufan : Our Fantasy World

March 05, 2017


Katakan gue norak karena ini adalah kali pertama gue ke Dufan ketika gue udah gede. It means, sebenernya gue udah pernah ke Dufan dulu pas gue umur tujuh tahun, tapi ya lu tahu sendiri sebagai anak tujuh tahun dulu gue nggak bisa naik halilintar karena kepentok sama tinggi badan.

Thought

Sunday thought.

February 25, 2017

Gue nggak tahu harus bikin judul yang kayak gimana. Gue udah berniat untuk membuat tulisan ini dari awal tahun tapi apalah daya ketika gue bisa melakukannya di bulan Maret ini.

Sebenernya banyaaaaak banget hal yang terjadi selama tahun 2016 kemarin yang nggak gue ceritain satu-satu. Anggaplah ini sebagai excuses, kalau 2016 itu termasuk tahun terberat dalam hidup gue.

Berhubung blog ini udah ada dari jaman dulu dan 2016 termasuk nggak banyak nulis disini jadilah beberapa waktu lalu gue mencoba untuk melihat kembali apa yang pernah gue tulis disini. Definisi dari blog secara dangkalnya bagi gue ya seperti virtual diary. Sayangnya, gue secara pribadi gak suka nulis diary ataupun menjadikan diri gue sebagai objek tulisan gue sendiri. Itu kenapa, most of what I've been written here was something not critically or emotionally. I speak mostly about movies, books, koreans, interested places, or something that have no meaning. Sesuatu yang menurut gue nggak ada faedahnya.

Jadi, di tahun ini gue punya resolusi yang simple tapi sedikit muluk-muluk sebenernya; to gain interest in many things around me. To learn everything.

Learn disini termasuk hal-hal sederhana. Definisi dari belajar itu kan luas, antara lain 'dari tidak tahu menjadi tahu' atau 'dari tidak bisa menjadi bisa'. Sebenarnya itu resolusi yang udah gue cetuskan dari tahun kemarin loh, tapi ya gitu, I am a human too.

Ketika gue sekolah dulu, gue terfikir untuk menjajah 'dunia' nanti ketika gue sudah cukup dewasa dan hidup bebas. Sayangnya, dua tahun belakangan gue berada di comfortable zone. Gue merasa cukup dengan rutinitas gue sebagai pekerja sekaligus pelajar. Cukup disini maksudnya, waktu gue cukup tersita dengan kedua hal itu dan gue nggak mau dipusingin lagi sama hal-hal yang rumit diluar itu.

Januari kemaren gue 22 tahun.
Karena lagu Taylor Swift itu, kebanyakan orang menjadikan 22 tahun seperti 17 tahun yang kedua. Di momen itulah gue berada pada satu titik gimana gue akhirnya merenungi apa yang telah gue dapatkan selama 22 tahun gue hidup ini.

Gue mencoba mengingat apa yang dulu pernah gue inginkan baik dalam bentuk materi ataupun sesuatu yang wujudnya gak keliatan. Lalu gue sadar, ada banyak hal yang salah dalam diri gue. Bisa dikatakan, sembilan puluh persen dari materi yang gue inginkan sudah gue miliki tapi nol persen untuk diri gue sendiri dalam artinya gue tidak menjadi pribadi yang lebih baik. I gain outside but not inside.
Dunia itu nggak kecil. Dunia bukan cuma Cempaka Putih-Rawamangun. I wasted my times for two years.

I am Fini. 22 yo girls with no goals, with no passion.
Bye.