Terus apa?

March 10, 2022

Setelah 3 bulan lalu wisuda sarjana, gue mulai sering sambat. Bukan kenapa-kenapa ya, tapi kayak gue terlalu nothing to do setelah hampir selama 26 tahun gue hidup, gue kayak dituntut untuk melakukan sesuatu. Walau bukan tuntutan yang gimana-gimana, tapi pola hidupyang kayak robot yang selama hampir seumur hidup ini gue lakuin bikin gue tetiba hilang arah ketika gue nggak lagi di tuntut untuk melakukan sesuatu. Kasarnya, goals kehidupan gue sebagai anak emak-bapak adalah jadi sarjana, tapi setelah sampai ditahap itu, setelah selesai, udahan, terus apa?

Saking hilang arahnya, gue sampe nanya. "Mak, Pak, aku ngapain yak?" itu mulu yang gue tanyain setiap weekend bikin emak bapak gue jadi ikutan sambat karena anaknya jungkir balik ga ada juntrungan.

Emak bapak gue kompak bilang "Ya udah nggak usah ngapa-ngapain juga nggak apa-apa. Santai aja dulu," 

Biasanya, orang lulus sarjana kan trigger nya nyari kerja, tapi kan gue udah kerja jadi mau apa lagi?

Gue bukan orang yang ambis, gue bukan orang yang suka kompetisi, nggak pernah menganggap hidup ini sebagai lomba dan sejujurnya, sampai sekarangpun gue nggak tahu sebetulnya diri ini ingin menjadi apa. Bagi gue sekolah sama belajar itu konsepnya beda. Gue sekolah karena gue harus sekolah. Gue S1 karena gue harus S1. Sedangkan belajar bagi gue nggak gitu konsepnya. Gue belajar karena gue ingin belajar, bukan karena gue ingin dapet nilai bagus atau dapet rangking. Murni karena gue interest sama ilmu itu dan gue pengen tahu. Kalau orang belajar tentang sesuatu karena dia pengen jadi "sesuatu" makanya dia pengen mempelajari itu, kalau gue engga. Gue mempelajari sesuatu karena gue emang suka sama lesson itu, bukan karena gue ingin achive something dengan mempelajari itu. Aneh banget gue njir -_-

Balik lagi ke quarter-crisis yang lagi gue alami.
Secara hidup gue selama ini selalu "harus melakukan sesuatu" jadi gue masih berasa aneh banget ketika gue nggak punya kewajiban untuk melakukan sesuatu. Karena mungkin bapak gue lelah menghadapi anaknya yang hilang arah, akhirnya bapak gue nge-chill-in gue dengan bilang. "Ya emang secara kewajiban udah selesai jadi nggak harus ngapa-ngapain lagi. Untuk beberapa bulan ini santai dulu aja sambil cari-cari opportunity dan bikin resolusi baru, entah mau lamar kerja baru pakai ijazah S1-nya, entah mau belajar buat CPNS, entah pengen S2, terserah. Nanti kalau udah kebaca mau kemana nya, kejar lagi. Tapi semua itu bukan tuntutan kayak dulu. Lebih ke improvment diri aja nggak harus yang gimana-gimana karena sebetulnya kamu sampai disini aja udah cukup buat papah mamah,"

Mau terharu tapi gimana yaa gue emang terharu beneran.
Sebagai orang tua yang sangat mudah bersyukur dengan bagaimanapun keadaan anaknya, gue selalu merasa bersyukur punya orang tua yang chill tapi juga sangat supportive if I want to achieve something.

Mari kembali nge-blog.
Dan mari menabung karena aku sudah tidak lagi bayaran kuliah. HAHAHA..

You Might Also Like

1 komentar

  1. Pini semangat 💪🏼💪🏼
    Jika waktunya tiba, ada seseorang yg mengisi ruang hati, dengan sendirinya akan muncul acuan" baru pin...
    Dan goal dari seorang wanita (menurutKu) adalah menjadi seorang Ibu bagi anak anaknya.
    Semoga cepat dateng jodohnya ya pin Amiinnn

    Dari:
    #Temanwaktukuliah

    ReplyDelete

Comment