Living a Good Life

October 12, 2023

“People changes…”

Kembali lagi dengan tabiat lama gue yang agaknya belum bisa diubah ke arah yang lebih baik. Tabiat gue ini akhirnya gue kasih nama juga "end-year blogspot syndrome". Buat istiqomah itu sungguh sulit tapi kok ya segala tabiat buruk justru bisa konsisten gitu loh. Aneh bener aku nih.


Setahun lebih, gue nggak kemari dan tentu saja kalau gue kesini, yang gue lakukan nggak lain dan nggak bukan adalah… misuh-misuh.


Remember my previous post, ketika gue sambat karena gue hilang arah saking gabutnya dan bapakku bilang, “Nikmati saja kegabutanmu selagi kamu bisa gabut,”

SO I DO. DENGAN SENANG HATI.


Mari fast-recap dulu kehidupan ini sembari menikmati udara semilir dari kipas angin ijo yang tetep aja kalah sama temperatur Jakarta Timur yang berasa lagi di peak of summer. Katanya sih kemarin hari bakal ujan tapi sampe gini hari gue kek ikan diluar kolam, nggak bisa nafas saking sumuk nya.



Meski udah banyak ditinggalkan karena banyak platform yang lebih easy to use untuk mengabadikan moment dibanding blogspot, gue selalu balik kesini kalau lagi ingin memtracking back dan merelfleksikan diri. Jujurly, blogspot ini adalah sarana yang sangat membutuhkan effort untuk digunakan, makanya jadi semacam boomerang buat manusia tidak istiqomah macam gue ini. Di kepala gue sering banget ada keributan yang agaknya harusnya gue tuangkan dengan aestetic di blogspot ini. Tapi ya menulis dengan proper itu tidaklah mudah. Karena untuk membuka laptop aja mager, jadilah keributan dalam kepala ini pada akhirnya meluap dengan sendirinya. Begitukah cara kerja orang dewasa?


Tapi bahkan setelah belasan tahun, gue masih cinta banget sama tempat ini. I LOVE YOU BLOGSPOT. Apa gue doang apa emang algoritma jejaring tuh udah berubah banget, belakangan ini, nyari tulisan orang-orang di google yang berbasis blogspot itu susaaaaah banget (padahal bacain blog orang-orang itu seruw wak!). Gue jadi mikir, apakah di era gempuran Gen-Z menguasai dunia ini nulis blog itu jadi semacam artefak dan yang melakukan aktifitasnya adalah oldie? Tapi nggak apa-apa, classic is gold. Wkwk..


Buat gue pribadi, blogspot ini semacam rumah, sering ditinggalkan ketika kita sibuk dengan euphoria di tempat lain, tapi bakal balik lagi kalau lagi nyari tempat yang nyaman untuk beristirahat. Mungkin lebih karena nggak banyak orang yang tahu gue suka nulis disini dan kalaupun tahu nggak banyak dari mereka yang mau baca tulisan gue kalimat-demi-kalimat. Siapa juga orang jaman sekarang yang suka baca tulisan macam essay begini kan?


Tapi ya karena itulah, makanya gue nyaman.

 

Sejak 2009 gue  kenal blogspot, gue nggak pernah ada ambisi bikin blog ini cuan. Kayaknya narsis banget deh gue ngomong begini, tapi sedikit orang yang tahu gue nulis blog, beberapa ada yang nyaranin gue untuk pasang AdSense, sempet tergiur tapi karena gue sangat tahu gue ini tidak konsisten, sedikit picky kalau soal selera, tapi jiper kalau digeruduk masa. Sejak awal gue nulis blog adalah untuk melihat kembali “diri gue yang dulu” kalau gue udah dewasa nanti. Jadi untuk saat ini mari biarkan platform ini tetap menjadi underrated as my virtual diary tempat gue bebas cerita ngalor-ngidul.


Mungkin udah nggak banyak yang bisa dibaca disini, tapi ada beberapa post yang gue archive masih sering gue baca buat diri gue sendiri. Kadang gue suka amaze juga kayak; “Oh, dulu gue begini ya?”

“Dulu cara gue nulis gini ya?”

“Dulu issue kayak gini ya yang bikin gue tertarik?”

“Oh dulu, gue sempet pengen bikin blog ini ke arah ini ya?”

“Dulu gue pernah bercita-cita kayak gini ya?”

 

Gitu..

Dan berubah seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia. Ya itu tadi bener “people change”


Dari gue yang kerjaan nya misuh-misuh dan bisa langsung sambat dimari cuma gegara nggak habis fikri sama angkot bogor yang kek gerombolan semut, si paling ambis sama teori konspirasi, sok paling hooh soal hidup padahal masih beringus, sampai gue finally here, di “dewasa” yang dulu gue super wondering banget dan serasa bisa merubah dunia macam power puff girl.


Nyatanya, saat gue umur segini, gue tahu dewasa gue nggak ke arah sana. Malah seakrang jadi mbak-mbak apatis yang yang ruwet sama daily motion of living sampai nggak sempet lagi nulis blog dan berusaha menimilkan kerumitan hidup even dengan pilihan mau makan apa aja gue nggak mau pusing lagi. Enak nggak enak yang penting gue makan karena gue butuh makan. Sekarang kepengenannya cuma bobo nyenyak dan haha-hihi nonton variety show because happy is easy man!


People change, so do I.


Setelah 2020 lalu nggak bisa ngapa-ngapain karena Covid-19 yang bisa dikatakan “pin, u can survive aja u udah hebat horeeeee,” gue jadi terbiasa dengan life-style seperti itu. Keluar rumah kalau ada perlu aja, beli ini-itu by online dan males banget ke toko, ikut les dan kajian lebih milik virtual karena gue ngerasa aktifitas mobile dan tua dijalan itu sangat nggak worth. Mungkinkah ini tanda-tanda perjompoan dini yang mulai nyata adanya? And I start to hate kerumukan manusia. Serius ya gue kalau ke tempat yang rame jadi pening, nge mall aja nyari mall yang gue tahu itu sepi -_-


2022 kita semua mulai bisa settle down lagi dan itulah moment dimana gue mulai misuh-misuh karena “YOK RAMAIKAN HIDUP INI YOK TAPI KOK YA HIDUP GUE NGGAK ADA HURU-HARA”. Yang awalnya masih ambis ikut les sana-sini sok iye demi mengisi kegabutan, pada akhirnya gue melakukan seperti apa yang bapak gue katakan untuk “just enjoying my life” tanpa nana-nunu yang penting sehat dan bahagyaaaaa.


Dan sampailah kita di end of 2023…

Pada dasarnya hustle life culture itu nggak pernah cocok buat diri ini.  Just being and living adalah prinsip dan ideal life bagi gue, apalagi gue dapet approval untuk melakukan itu, jadilah pada saat itu gue memilih untuk ya.. just being.. and living.. Mencoba hidup seapa-adanya-mungkin.


Gue jadi jarang baca berita, gue jarang baca artikel karena lagi nggak ada issue yang gue minati, jue jarang buka personal sosmed untuk sekedar melihat update kehidupan orang-orang disekitar gue, gue juga jarang update blog karena somehow update blog itu effort, gue juga udah nggak pernah baca buku dan pergi ke tempat-tempat di luar rumah yang dulu senang gue sambangi.


Saking udah lamanya hidup di goa dan melewati day by day just by template but no time to spend a lot of time to just running away from the reality (halah) pada akhirnya gue bosan juga doing nothing. Gue jadi mencoba mencari lagi kesenangan dari hal-hal yang dulu membahagiakan untuk dilakukan atau mulai melakukan hal-hal yang belum sempat gue lakukan atau melakukan hal-hal yang sangat effortless untuk dilakukan sehari-hari tapi cukup menyenangkan.


Bangun – Kerja – Pulang – Main Kucing – Nonton – Tidur – Bangun – Pulang – Main Kucing – Nonton – Tidur. Tahu-tahu satu setengah tahun berlalu.


Maka, disinilah aku kembali.

Ke rumah virtual yang sangat kurindukan warna-warninya. Merindukan diri yang dulu dengan segala hobi konvensionalnya; observing something, menulis blog dan membaca.


Mari bertemu lagi dengan tulisan random tentang kehidupan dan komedi nya : )


..


Setelah hampir menekan “publish” tetiba keinget sesuatu,

Walau datang kesini niatnya untuk welcoming back myself sambil ngomong ngalor ngidul dan walau berdasarkan tulisan diatas seolah hidupku itu super flat kek triplek, sejujurnya hidup gue satu setengah tahun belakangan ini sungguhlah menyenangkan walau nggak banyak moment terabadikan (ceritanya lagi naturally social media detox kan gue setengah tahun lalu wkwkwk). Tuhkan kata gue juga kudunya continuously nulis biar nanti kalau udah pikun bisa inget terus.

Mumpung masih diberi ingatan yang bagus, mari tulis lagi beberapa moment yang berkesan walau late post :p

Jangan lupa bersyukur, walau suhu malam ini 32OC berharap bisa migrasi ke Seoul yang lagi welcoming Autumn ^^

You Might Also Like

0 komentar

Comment