Scatter-Brain
June 13, 2019
Urban dictionary - scatter brain; out of mind. Many thoughts.
Cambridge - noun (c) a person who forget things easily or does nit think seriously about things.
Scatter-brain; GUE.
Dalam rentang waktu sebulan ini, gue banyak banget kehilangan barang yang disebabkan oleh kelalaian gue sendiri. Sebelumnya gue emang sering banget ngalamin hal kayak gini tapi agaknya beberapa waktu ini semakin parah dan ini berdampak pada kualitas hidup gue.
Contoh sederhana yang paling sering ditemuin dikehidupan sehari-hari, misal;
Kita lupa mau ngomong apa di tengah pembicaraan. Atau lupa meletakan barang yang belum lama dipegang. Atau kita pergi ke satu tempat untuk melakukan sesuatu, tapi begitu sampai di tempat itu, kita lupa dengan hal yang ingin dilakukan yang membuat kita harus kembali ke tempat sebelumnya untuk me-recall kembali ingatan kita. Konyol sih emang, tapi kalau keseringan gitu, lumayan menganggu produktifitas hidup seperti yang sedang gue alami sekarang. Bawaannya gelisah mulu karena takut ada yang kelupaan atau ketinggalan.
Kita lupa mau ngomong apa di tengah pembicaraan. Atau lupa meletakan barang yang belum lama dipegang. Atau kita pergi ke satu tempat untuk melakukan sesuatu, tapi begitu sampai di tempat itu, kita lupa dengan hal yang ingin dilakukan yang membuat kita harus kembali ke tempat sebelumnya untuk me-recall kembali ingatan kita. Konyol sih emang, tapi kalau keseringan gitu, lumayan menganggu produktifitas hidup seperti yang sedang gue alami sekarang. Bawaannya gelisah mulu karena takut ada yang kelupaan atau ketinggalan.
Dalam waktu sebulan gue mengalami :
- Ninggalin handphone di atas rak sepatu yang bikin gue harus balik lagi dari pos satpam ke lab buat ngambil HP. Padahal gue sengaja nggak masukin handphone ke dalem tas.
- Dua pulpen dan dua spidol hilang dalam satu hari kurang dari dua jam. Bukan barang mahal emang, tapi dua hal itu berharga banget kalau di lab kek nyawa hidup gitu.
- Lupa naro flashdisk.
- BNI Tap Cash ilang. Nyeseknya karena kemarin paginya gue baru saldo 100k dan baru di pake sekali doang buat naik tije.
- E-money yang baru dibalikin temen ilang kebesokan harinya. Beberapa hari kemudian ketemu dan nggak sampe hitungan jam ilang lagi. Kemarin pagi ketemu dan kemarin sore ilang lagi. Baru diisi saldo juga.
- Kacamata. Kalau ini ilangnya misterius banget. Jadi waktu di Jawa kemarin, gue taro itu kacamata di deket kepala waktu mau tidur. EH pas bangun tidur tiba-tiba dia nggak ada. Gue sampe ngeringsung mamah papap buat ikutan nyari, di bawah kasur, di bawah sprei, di bawah bantal, di bawah sprei, bahkan ke seisi rumah, bukan cuma sekali, tapi berkali-kali dan berhari-hari, tapi itu kacamata tetep nggak ketemu.
- Charger. Ini juga kejadian pas mudik. Gue nyariin charger sampai begok, ternyata itu ada di kasur dan gue nggak inget sama sekali nyimpen disana.
- Lupa mau balikin kebaya temen. Ini udah gue wanti-wanti dari setiap malem dan udah gue siapin, tapi ketinggalan mulu.
- Headset. Jatoh gitu aja waktu gue mau jalan ke halte TJ saking penuhnya isi kantong jaket gue.
Perpaduan antara pelupa dan teledor. Worst banget emang gue.
Saking merasa terganggunya, akhirnya gue googling sana sini dan nemuin lah beberapa artikel yang bahas tentang masalah ini. Disinilah gue menemukan istilah scatter-brain dan mencoba untuk mengindikasi apakah diri gue ini benar-benar termasuk ke dalam golongannya atau bukan.
Beberapa ciri yang terjadi pada gue antara lain;
The Million Tabs Type.
Gue adalah tipikal manusia 'open link in new tab' dan nggak akan pernah nutup tab browser kalau sekiranya bacaan atau halaman yang gue buka itu akan berguna nantinya. "Aw Snap,” adalah sapaan sayang dari Chrome buat gue saking banyaknya tab yang gue biarkan terbuka. Padahal gue tahu, semakin banyak tab yang dibuka, semakin menurun pula kemampuan browser.
Hal ini kayaknya juga bisa digunakan untuk mengindikasi habit gue sebagai manusia. Seperti yang kita tahu, multi-tasking merupakan kebiasaan yang tidak terlalu baik karena katanya dapat menurunkan kerja otak. Terlalu banyak informasi irrelevant yang membanjiri pikiran kita but my wandering mind won’t back down. Keadaan overload inilah yang membuat memori kita tidak bisa memproses sesuatu dengan sempurna. As someone who has scatterbrained, I can relate for having a dozen thoughts going on inside my mind at once. All over the place dan mess up adalah istilah yang paling tepat buat gambarin ini.
A Bomb Like Went Off from Your Bag
Papap gue sering ngomong "manajemen barang" gue bikin istigfar saking seringnya gue lupa dan kehilangan barang. Termasuk isi tas. Tas gendong gue selalu penuh kek punuk kura-kura. Sebenernya ini bukan karena gue nggak teroganisir, tapi karena gue pengen bawa barang-barang yang sekiranya penting karena gue nggak tahu apa yang terjadi hari itu. Misalnya, bawa payung padahal udah nggak musim hujan, bawa laptop padahal nggak mau skripsian di luar, dan semacamnya. Bukan sembarang masukin barang ke dalem tas, but we were just trying to plan ahead for every possible scenario. We were just trying to be responsible.
Takes Five Times Longer for Getting Ready Than You Planned
Termasuk fenomena yang aneh sebetulnya karena mau gue bangun pagi mau gue bangun siang, gue akan berangkat di jam yang sama. Hal ini disebabkan karena estimasi beberes gue selalu meleset dari aktualnya. Mamak gue nyebutnya "kebanyakan intro". Misal, gue yang udah rapih mau berangkat, bisa bolak-balik ke kamar 3-4x lagi karena menyadari ada barang yang masih tertinggal. End result nya, I am late to catch my bus and coming late.
Constantly Leave Your Essentials Behind
Seperti curhatan di awal tadi, gue sering kehilangan barang-barang penting. Yang paliiiiing sering terjadi itu, lupa naro kunci pas mau berangkat kerja padahal itu kunci udah di pegang-pegang dari sebelum keluar rumah. Giliran udah ready mau tinggal ngunci rumah, MALAH LUPA naro kunci dimana. Akhirnya gue kudu ngiterin rumah lagi demi nyari kunci yang entah dimana gue geletakin nggak sadar -_- Hal horor lainnya itu kalau lagi belanja di supermarket, abis bayar, kudu berhenti sekali lagi sambil bongkar belanjaan dan tas cuma buat mastiin dompet, handphone, kartu atm, kembalian, dan lainnya udah kembali ke tangan tanpa ada yang ketinggalan.
Have a Million Random Thought in Mind
Sama dengan konsep menulis di blog. Saking random dan absurd nya, gue sampe nggak tahu mau nulis atau ngomong apa. Pikiran gue terus berjalan di hal-hal yang beragam yang membuat gue susah fokus pada satu hal. Misalnya, lagi kerja mikirin skripsi, lagi skripsian mikirin cucian. Mending itu mah, kadang lagi bikin laporan, pikiran gue malah inget adegan cangak di Running Man yang bikin gue ngekek sendiri. Istilahnya chronic-creativity alias kreatifitas yang berlebihan.
Read Half A Lot Of Books
A LOT. Buanyaaaaak banget buku yang setengah baca gue tinggalin. Nggak cuma buku, nonton drama, series atau film aja banyak yang nggak gue lanjutin. Hal ini terjadi karena kita punya interest ke banyak hal dan nggak bisa menahan diri dari rasa penasaran. Gue bisa baca setengah buku, terus pindah ke buku dengan topik yang jauh berbeda, lalu pindah lagi ke buku yang berbeda.
Kalau kalian memiliki beberapa ciri seperti gue, bisa jadi kalian alien juga. Wkwkwk..
Bikin pusing dan panik banget loh ini. Bikin gue pengen benci sama diri sendiri karena bawaanya pengen nyalahin diri sendiri kalau abis kehilangan atau kelupaan sesuatu karena kita sadar semua itu karena keteledoran diri sendiri -_-
Tapi scatter-brain ini terjadi bukan karena we don’t want to pay attention or get one thing done. It is that I think about so much stuff all at once causes me to forget so many things. Overloaded mind gitu loh. Sebenernya ini bakal keren kalau ini semacam super power. Gue bisa dengan mudah melupakan hal buruk yang terjadi atau hal menyakitkan yang dilakukan orang lain terhadap gue. But unfortunately that is not how it works. I do not think about because I think about everything a lot.
Setelah di telusur, ternyata salah satu penyebabnya adalah karena kita hidup pada era dimana informasi berjalan begitu cepat (information overload). Hal ini menjadi salah satu penyebab pikiran kita mudah terpencar. Akar dari semua masalah itu bernama distraksi.
Terus gimana dong?
Gue juga belum punya metode yang efektif untuk ngilangin habit itu.
Yang gue lakukan saat ini untuk menghindari diri hal-hal nggak ngenakin yang mungkin terjadi adalah dengan menulis hal-hal yang harus dilakukan dan belajar untuk lebih terorganisir lagi. Gue lagi membiasakan diri untuk mencatat apapun yang terlintas di otak gue. Misalnya, to do list, goal yang harus di capai, utang, quotes keren yang selewat di otak dan apapun, minimal di handphone atau di post it. Hal ini cukup ngebantu untuk nge refrain hal-hal penting yang mungkin terlewatkan.
Salam
Manusia penuh distraksi.
0 komentar
Comment