Being ISFP

November 25, 2017

Pembahasan tentang human interest selalu menarik perhatian gue. Sifat, emosi, cara seseorang mengambil keputusan, pertimbangan apa yang mereka pikirkan, value of life, sejauh mana hati seseorang bisa bertoleransi dengan rasa sakit dan apa pengaruhnya buat pola perilaku manusia itu sesuatu yang ajaib dan keren untuk dipelajari menurut gue.

Karena gue sering banget mempertanyakan pada diri gue sendiri,
"Kenapa gue harus bertingkah kayak gini?" 
"Kenapa harus gue yang berakhir kayak gini?"
"Kenapa gue nggak bisa kayak dia?"
"Kenapa ada yang namanya rasa sakit?"
"Kenapa ada orang yang begitu keras kepala dan selalu menganggap dirinya benar?"

Nanya gitu terus sepanjang hidup itu capek. Kadang gue pengen tahu juga apakah orang lain mengalami perang batin yang sama seperti gue atau enggak? Apakah mereka punya kontradiksi dari sifat mereka atau enggak?

Apa sebaiknya gue ngambil S2 Sosiologi atau Psikologi aja kali ya? -_-

Gue itu ISFP.
Introversion, Sensing, Feeling, Perceiving.
Salah satu dari enam belas kepribadian yang dikelompokan menurut MBTI. 
Gue ada di 5% golongan itu dari keseluruhan populasi manusia di muka bumi ini. Mungkin karena populasi ISFP yang cuma sedikit itu, jadi tidak banyak blog atau artikel yang membahasnya secara dalam.

If you meet someone who's cool but awkward at same moment, that person must be ISFP.
Embedded

Being ISFP..  itu gimana?

Keywordnya : Damai.

ISFP punya satu prinsip : Hiduplah.. dan biarkan hidup..
Let it flow.

Menjunjung tinggi moment 'saat ini'. Lebih suka menikmati apa yang dilakukan saat ini dan memperhatikan apa yang terjadi disekitar ketimbang bergelung dengan masa lalu atau pusing memikirkan masa depan. Jadi keliatan dari luarnya seperti tidak punya orientasi pada masa depan dan terlihat tidak punya kekhawatiran berlebihan pada sesuatu yang mungkin terjadi dikemudian hari. Tapi tidak melulu tentang kesenangan yang ISFP maksud dalam 'menjunjung tinggi momen saat ini', namun lebih ke arah menghargai proses daripada hasil. Karena itu ISFP jarang terpuruk dengan hasil buruk yang didapatkan karena mereka merasa cukup dengan pelajaran yang bisa diambil dari setiap proses yang dijalani. ISFP memahami sekali apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan. Ia paham betul esensi dari setiap kegiatan yang dilakukan dan dampak dari itu, baik dalam hal mengapresiasi sesuatu atau melihat aspek-aspek kehidupan.

Begitu pula dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Bagi kami, orang-orang disekitar kami saat ini adalah teman kami saat ini. Sekarang ya sekarang. ISFP tidak suka terikat dengan orang-orang dimasa lalu. Makanya, acara-acara seperti reuni dan meet-up dengan teman SD, SMP, SMA itu tidak terlalu menarik perhatian karena gue rasa secara emosionalpun kita sudah tidak lagi saling terikat, jadi intinya nggak perlu. *bitter mode.

ISFP sangat sensitif dengan prinsip keseimbangan hidup.
Mereka sangat kritis dalam mengatur pola hidup mereka sendiri maupun aturan-aturan sosial yang dianut di lingkungan. Misalnya, dalam satu hari diharuskan belajar atau bekerja luar biasa keras, maka para ISFP memerlukan kompensasi yang sama dari setiap energi yang mereka keluarkan itu, dalam hal ini misalnya dibiarkan untuk makan dan tidur sampai mereka merasa cukup. Itu semua demi memenuhi obsesi mereka pada pola hidup seimbang. Ketidakadilan dan diskriminasi adalah dosa paling besar bagi para ISFP. ISFP tahu jelas keadaan lingkungannya dan punya empati yang tinggi terhadap keadaan sekitarnya.

To detect an ISFP on a circle, bisa dengan cara; kalau ada anak, dipojokan, yang lagi mainin kucing, itu ISFP.

ISFP tidak vokal.
ISFP memiliki jawaban dan pendapat atas masalah namun tidak akan mengungkapkan buah pikiran itu. Walau dalam satu kondisi ISFP sangat bisa mengungkapkan pandangan mereka, namun itu sudah melalui segala pertimbangan nilai-nilai yang penting bagi mereka. ISFP cenderung memegang kembali ide-ide itu kedalam diri mereka, kecuali pada orang yang mereka anggap tepat. Balik ke poin sebelumnya, mereka menjunjung tinggi keseimbangan sosial karena itu ISFP sangat membenci segala bentuk konflik, perdebatan dan pergesekan sekecil apapun. Lingkungan yang kondusif adalah kondisi paling ideal bagi para ISFP.

ISFP pasif.
Has nothing to say and stay quiet.
Mengikuti keputusan dibuat tanpa pemberontakan. Bukan karena tidak punya pendirian, tapi karena tidak merasa keberatan dengan segala jenis keputusan. ISFP menjaga pilihan mereka tetap terbuka. Alasan ini dipengaruhi dua faktor yang sangat kuat tadi. Pertama karena mereka menghindari perselisihan tadi. Kedua karena ISFP menjunjung tinggi diri sendiri. ISFP tidak punya keinginan untuk diikuti tidak pula berkeinginan untuk mengikuti orang lain. ISFP sangat tidak tertarik untuk memimpin dan mereka juga tidak ingin dipimpin. ISFP menolak menjadi pengikut setia yang tunduk takluk namun menolak pula menjadi seseorang yang keputusannya diperhitungkan. ISFP hidup untuk diri mereka sendiri, cenderung bekerja sendiri dan sangat individualis. ISFP tidak pernah mencoba mempengaruhi orang lain karena dirinyapun tidak mudah terpengaruh oleh faktor-faktor dari luar dirinya. 

Kurang lebih sih kayak gitu.

Mari bahas setiap hurufnya satu-satu.

Introvention
The social uncomfortable.
ISFP's are difficult to built a close relation with.

Introvert. Gue ngets.
Sialnya, temen-temen gue menolak keras ketika mengetahui 93% diri gue introvert dan hampir 0% ekstrovert. Mereka bilang gue sangat ekstrovert padahal sesungguhnya, ekstrovert di diri gue ini hanya karena gue talk-active dan punya hubungan baik dengan orang lain. Aslinya sih, gue super introvert mendekati anti-sosial malah.

Dibagian ini memang yang paling kontradiksi.
Gue emang berisik tapi gue bukan orang yang vokal.
Tampak bersahabat tapi sebetulnya dingin dan kaku.
Berteman dengan siapasaja tapi tidak bersahabat dengan siapapun.
ISFP hanya hanya bersahabat dengan dirinya sendiri dan kesendiriannya.

Who usually ISFP go for?
No one.
We don't go for anyone. Not because we extremely lazy but because we genuinely aren't interested. ISFP mengeluarkan banyak energinya dalam interaksi sosial dan mendapatkan energinya kembali dalam ruang kesendiriannya.

ISFP sangat peduli pada orang lain dan lingkungan sekitar tapi tidak ingin masuk dan ikut campur terlalu dalam ke hidup orang lain. Dengan senang hati memberi masukan tapi selalu mengingatkan untuk tidak perlu terlalu mempercayai apa yang dia katakan. 

The seemingly great at keeping distance. 
ISFP sangat privat dan tertutup. ISFP termasuk orang yang cukup sulit didekati. Meski dekat, namun selalu terasa jauh. Ada nilai-nilai dalam diri mereka yang tidak akan ISFP bagi pada orang lain. Tidak pernah sepenuhnya membuka diri, hanya membagi apa yang perlu dan tidak suka menceritakan konflik yang tengah terjadi dalam dirinya pada orang lain. ISFP menimbun kekhawatiran ke dalam diri mereka sendiri. Excellent listeners but slow at verbalising their feeling.

Sensing
Bahasa sederhananya perasa.
Tenang, karena sangat menikmati ritme yang berjalan. Mencoba melihat, menghidu dan mendengar diluar stereotype kebanyakan. ISFP memiliki fasa emosi yang dalam dan mampu mengapresiasi sesuatu dengan cara yang berbeda dan punya sudut pandang yang berbeda pula. Penyuka film yang mampu membuat hatinya bergejolak, musik lembut, pagelaran, buku cerita, dsb. Sebenernya selalu menyikapi sesuatu dengan serius, tapi keseringan tidak tampak jadi keliatan lacking of responsibility gitu.

Feeling 
Sangat subjektif. 
Khusunya dalam mengambil keputusan. Perasaan orang lain dan perasaan diri sendiri (untuk mencapai ketenangan batin) menjadi bahan pertimbangan terberat bagi ISFP. Sekali lagi, semua itu untuk menghindari terjadinya konflik. Tidak ingin orang lain tersakiti dan terbebani karena tidak ingin disakiti dan dibebani pula. ISFP tahu kemampuannya untuk menekan segala sesuatu kedalam dan punya kemampuan yang hebat untuk holding back, karena itu ISFP tidak pernah merasa keberatan untuk mengalah dan punya toleransi yang sangat tinggi pada perbedaan. ISFP punya kemampuan untuk menyesuaikan diri. Dengan mudah blends in walau ujung-ujung nya akan merasa alien.

Perceiving
The Wanderer for Hours.
Bekerja dalam ritme yang berubah-berubah sesuai kondisi dan suasana hati. Tidak suka hal-hal yang berbau rutinitas yang monoton. Membenci deadline. ISFP memiliki ruang mereka sendiri dan bekerja dalam kerangka waktu yang mereka tentukan sendiri. ISFP bahkan bisa menjadi kreatif  hanya dalam ruangan yang sangat sempit sekalipun, asalkan situasi idealnya tercapai.


Kesimpulannya sih, individualis-sekali.

ISFP

ISFP erat kaitannya dengan;
blowing bubbles, poetry, cat fur, doodling, the night sky, a picture of nebula, original grim fairy tales, ambiguity, a crescent moon, photography, fingers flying over piano keys, space, the line between thought and reality.

Trapped in ISFP gimana rasanya?
Terjebak dalam sebutan The Artisan, The Composer, The Temperament Sorter, The Nature Lover, The Loner, nggak melulu enak.

Kenapa?
Dalam interasksi sosial, ISFP itu berkesan sebagai pribadi yang lemah karena tidak ingin terlihat mencolok. Tidak suka mendominasi dan tidak suka didominasi.
Keberadaan ISFP tidak memberikan dampak signifikan dalam suatu lingkaran sosial. Ada atau tidak adanya ISFP tidak akan mengubah banyak hal.

Nggak enaknya lagi, ISFP seolah punya tanggung-jawab untuk memuaskan dan membahagiakan orang lain, padahal enggak ada yang nyuruh begitu. ISFP seolah punya beban moral untuk menjaga situasi agar tetap kondusif kayak jenderal perdamaian dunia padahal namanya konflik itu wajar terjadi. Masalahnya, pertengkaran, perseteruan, pertikaian, dsb adalah hal yang amat sangat dibenci oleh ISFP. Konfrontasi dan segala bentuk argumen adalah hal yang paling sulit ditangai dan terlibat diantaranya membuat ISFP kehilangan ketenangannya.

Karena itu, katanya ISFP itu punya kecenderungan untuk mudah depresi.
ISFP pribadi yang paling rentan tersakiti. Walau mereka merasa baik-baik saja, internal mereka biasanya terluka. ISFP terlalu sering menahan diri mereka. ISFP melihat banyak hal namun menceritakan sedikit hal. Termasuk, dalam menjalin hubungan dengan orang lain, ISFP tidak pernah mengatakan apa yang mereka pikirkan dan rasakan.

Sangat individualis. ISFP mudah menyesuaikan diri tapi memiliki kesulitan untuk bekerja dalam kelompok. ISFP menghasilkan lebih banyak saat bekerja sendiri dibanding saat bergabung dengan kelompok. Bisa dibilang, gotong-royong tidak cocok untuk ISFP.

Ini sih yang gue rasain paling parahnya.
ISFP punya masalah terbesar dengan komunikasi. Secara verbal tentunya, maupun secara teknologi. Bahkan di jaman milenial begini, komunikasi masih jadi kendala utama untuk para ISFP karena mereka nggak bisa mempergunakan mulut atau gadget mereka dengan semestinya. Kasarnya nih ya, punya handphone bukannya di pake buat wasapan atau berkabar, tapi malah buat main game tau youtube-an, lama dan lupa bales chat itu penyakit kronis nya anak ISFP. Balik lagi ke prinsip ISFP tadi, orang lain tidak ada dalam peta emosi mereka karena itu hal seperti ini sering terjadi.

Jeleknya lagi, ISFP gemar menunda keputusan, apalagi jika keputusan itu menyangkut banyak orang. ISFP terlalu malas bersuara. Ia cenderung memilih abstain atau 'bebas gimana enaknya'. Kesannya tidak punya pendirian padahal emang gak suka milih-milih dan nggak pernah merasa keberatan dengan apapun keputusan yang didapat.

Dalam melakukan pekerjaan, ISFP terkesan lamban karena prosesnya lah yang mereka junjung setinggi awan.

Jadi.. Kurang lebih seperti itulah sifat gue berdasarkan analisis jadi penjelasan karakter MBTI ini. 
Meski kadang nggak ikhlas juga punya sifat kayak gini, masih banyak hal yang gue paling syukuri, misalnya;

ISFP tidak pernah merasa kesepian bahkan saat dia sendirian. Nikmat ini baru gue sadari beberapa waktu lalu, ketika salah seorang temen gue bercerita betapa stress nya dia karena pacarnya harus pergi keluar kota. Gue merasa sangat bersyukur menjadi orang yang tidak perlu menunggu orang lain untuk pulang kantor, atau mencari teman yang bersedia diajak beli buku ke gramedia. Gue hanya perlu diri gue sendiri dan duit untuk pergi kemanapun dan melakukan apapun yang gue mau.

Hidup seorang ISFP tidak akan berhenti hanya karena ditinggal orang lain. ISFP tidak butuh orang lain untuk menggenggam tangan mereka saat terjatuh dan tidak perlu orang lain untuk menyemangati mereka. Mereka hanya perlu keinginan dari diri mereka untuk bangkit kembali.

Dan yang terpenting, ISFP tidak menggantungkan hidupnya pada orang lain. Ada atau tidak ada orang lain dihidupnya tidak berpengaruh banyak bagi pada ISFP. ISFP bahkan mampu menghabiskan waktu sendirian, berhari-hari, dalam sebuah ruangan kecil, tanpa melakukan hal-hal signifikan.

Jadi, buat orang diluar sana dengan karakter ESFJ atau ENFJ, sinih.. come to mama...
Lengkapi aku, agar kita menjadi sempurna *ecieeee mpreeeet~

Salam Damai,
Jenderal Perdamaian Neptunus.

You Might Also Like

0 komentar

Comment