Movie - Malaikat Tanpa Sayap (2012)

January 01, 2013

Yuhuuuu... Malem ini tuh malem yang cukup mengharu biru. Ini semua gara - gara nonton Film Malaikat Tanpa Sayap. Waktu itu pas ke tukang DVD, sempet sih udah mau beli DVD nya tapi nggak jadi gara - gara cover nya nggak meyakinkan. Hahaha.. And then, now I am crying like a baby when I watch it. Hhahahaa..
\
Ceritanya klise, tentang orang sakit, cinta, dan pengorbanan. Tapi dipaparin dengan alur yang agak berbeda. Dipadu dengan konflik lain, seperti masalah keluarga, ekonomi, dan persahabatan. Secara keseluruhan sih yang gue bisa ambil dari film ini tentang mengambil keputusan. Kadang kita nggak punya pilihan selain mati, padahal kematian itu pilihan.

Akting nya maudy ayunda dan adipati dolken lebih cetaaaar di film ini dibanding di Perahu Kertas. Justru 'radar neptunnus' mereka lebh berasa disini. Yang gue suka apa lagi? Tentu aja, ada bagian Dewi Lestari sebagai penyanyi 'Malaikat Juga Tahu' yang jadi soundtrack nya.. "Karna kau tak lihat, terkadang malaikat, tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan....."
Review : Vino (Adipati Dolken) tidak terlalu dekat dengan keluarga apalagi setelah papanya, Amir (Surya Saputra) bangkrut akibat ditipu rekan bisnisnya hingga mereka pindah dari perumahan elite ke rumah kontrakan di gang. Mamanya, Mirna (Kinaryosih) justru kabur dari rumah, bahkan tega meninggalkan, Wina (Geccha Qheagaveta), putrinya yang berusia 5 tahun.
Suatu ketika Wina terjatuh di kamar mandi dan dari hasil rontgen Wina diharuskan menjalani operasi, kalau tidak kakinya infeksi dan harus diamputasi. Wina membutuhkan transfusi darah karena pendarahan, sementara golongan darah Wina cukup langka; A rhesus negatif. Vino yang mempunyai golongan darah yang sama, mengajukan diri. Saat itulah, Calo (Agus Kuncoro) yang sedang mencari pendonor jantung mendengar hal itu menawari Vino untuk menjadi pendonor jantung karena ada resipien (calon penerima jantung) yang golongan darahnya sama dengan Vino.
Di rumah sakit itu pula Vino berkenalan dengan Mura (Maudy Ayunda). Sejak Sejak itu Vino merasa hidupnya berwarna. Vino yang awalnya sempat putus asa hingga bertransaksi dengan Calo, mulai goyah. Ia tidak mau mendonorkan jantungnya namun hal itu membuat Calo marah besar.
Suatu ketika, Calo memberitahu pada Vino, jika dia tak jadi mendonorkan jantungnya, maka Mura lah yang akan mati. Sejak itu Vino tahu kalau jantungnya akan di donorkan untuk Mura. Vino goyah, dia mencintai Mura dan ingin bersama Mura, tapi jika dia tidak mendonorkan jantungnya, Mura lah yang akan pergi. Tapi jika dia mendonor, Vino lah yang akan mati.
Karena Vino tahu dia akan segera mati, Vino berusaha memperbaiki hubungannya dengan ayah nya. Endingnya yang keren. Mura dan Vino tetap hidup. Mura mendapatkan donor jantung dari ayah Vino yang sekarat akibat ditembak oleh pacar baru Ibu Vino saat memperebutkan Wina. Cukup bangus film nya. Ini bakal jadi salah satu film indonesia favorit gue. Maju terus perfilman Indonesia.

You Might Also Like

1 komentar

  1. udah mampiiiiir, cepet bgt udah jadi resensinyaaa. hehe
    best movie ever deh emang ni film.
    wah malu dijadiin source disiniii...

    makasih yaak :)
    *voluntarily become followers* :D

    ReplyDelete

Comment