Gapyeong Day 3 - Petite France

December 01, 2019


Bukan lagi Anyeong Haseyo, tapi..
Bonjour!
Hahaha..

Ke tempat ini sebetulnya 'enggak banget' karena lagi-lagi niat awal gue adalah menghindari tempat-tempat mainstream yang turis abis. Tapi karena menurut bapake kudu ke Little France ini sebagai syarat kalau sudah pernah kesini, alhasil gue memasukan tempat ini ke list itinerary.

Dari Nami Wharf untuk menuju Petite France cukup dengan menunggu Gapyeong Shuttle Bus di bus stop seperti pagi tadi. Tidak perlu membeli tiket lagi, cukup menunjukan tiket yang tadi pagi diberikan oleh ahjussi supir bus. Sayangnya, karena bus datang sedikit lebih lama dari perkiraan gue, antrian penumpang bus sudah cukup panjang dan di dalam bus kita tidak berhasil dapat duduk karena bus sudah penuh. Sialnya lagi, perjalanan dari Nami Wharf menuju Petite France ini cukup jauh. Sekitar satu jam dengan jalur pegunungan dan menukik-nukik bikin kita kudu pegangan kenceng. Jiga-nim ahjusshi yang bawa bus nya macem supir metro mini jadi siap-siaplah mabok darat.


Begitu sampai, lagi-lagi dibuat takjub sama pemandangn surrounding nya. Gue sampe membayangkan betapa bahagia nya orang yang tinggal di daerah sini.

  
Seperti biasa, gue suka meng-underestimate tempat-tempat mainstream, tapi kayaknya hipotesa gue kalau tourist attraction itu nggak bagus sudah dipatahkan semenjak gue jalan ke Korea Selatan. Overall tempat ini BIASA AJA sebetulnya. Nggak ada apa-apa selain rumah-rumah berbentuk lucu dan bercat warna-warni. Tapi ternyata tempat ini cukup worth untuk didatengin karena punya view yang oke. Mungkin bagus dimata gue karena saat itu cuaca dan atmosfirnya mendukung banget. Sore hari menjelang matahari terbenam.

Harga tiket masuk ke Petite France adalah 10.000 KRW. Petite France adalah salah satu destinasi wisata di Gapyeong yang berkonsep semacam desa tradisional Perancis. Disini kita akan menemukan semua hal yang berhubungan dengan budaya Perancis.


Pas banget gue dateng itu, di amphitheatre nya baru akan dimulai pertunjukan. Semacam sulap sederhana gitu sih tapi musik dan atribut yang mereka gunain itu ala-ala Perancis banget dan gue sukak! 


Karena sepertinya dalam waktu dekat awak nih tak akan pergi ke Perancis, maka nggak apalah main-main di Perancis versi mini nya dulu. Walau namanya Petite France alias Little France, tempat ini nggak kecil. Mungkin butuh waktu lebih dari satu jam untuk mengitari keseluruhan kompleksnya. 

karena foto cantik hanya perkara filter :')
dan foto seperti anak ilang, adalah gaya andalan quh
Rumah-rumah disini itu bisa dimasukin. Isinya itu perabotan-perabotan khas Perancis dari sofa, tempat tidur, piano, dapur bahkan pilar-pilar jendelanya nya itu khas banget. Yang gue salut adalah, mereka detail banget nyusun barangnya. Kayak printilan-printilan kecil, pajangan dan foto-foto yang dipajang itu bener-bener bikin kita berasa ada di tempat aslinya.

ngeri kesenggol -_-

Petite France ini udah terkenal banget sebagai setting dari beberapa drama terkenal antara lain Beethoven Virus, Secret Garden, dan My Love from the Star yang mana semua itu nggak ada yang gue tonton. Wkwkwk.. Running Man juga pernah syuting disini tapi episode Running Man disini juga gue engga nonton. 

Semua tempat yang ada disini berhubungan dengan Antoine de Saint-Exupery’s top selling book, Little Prince, jadi ada museum yang memang didedikasikan untuk tokoh dan penulisnya juga.

lambang little prince yang ada di dongeng-dongeng

Mungkin seperti ini suasana neighbourhood di Perancis. Berasa lagi di dunia fairytale banget pokoknya. Belum lagi ada musik khas yang di puter lewat speaker gitu jadi kemana pun kita berada di komplek ini, musiknya tetep kedengeran jadi feel nya tetep berasa.


Puas ngayal jadi warga desa, gue lanjut 'manjat' ke observatory nya dimana kita bisa liat pemandangan Petite France ini dari atas. Sayangnya, bangunan observatory ini sepertinya tidak terlalu terawat. Banyak debu-debu di tangga menuju ke atas sana, pilar-pilar serta bingkai jendelanya pun terlihat kusam.


Seteleh turun dari observatory, semua gear gue sudah tidak bisa di gunakan. Batere kamera sudah habis saking di forsir nya hari ini, power bank udah jadi bahan rebutan buat nge charge wifi sama handphone bapak. Satu-satunya harapan tinggal handphone gue yang baterenya tinggal tiga perempat dan itu harus bertahan sampai gue tiba di Seoul lantaran gue nggak hafal jalur subway dan nggak paham jalan. Alhasil, dengan sisa-sisa yang gue miliki, gue usahakan untuk mengabadikan moment sebisa mungkin.


Semakin lama semakin gelap.
Semakin gelap justru semakin cantik. 
Sialnya, suasana menuju malam di Petite France ini layak banget untuk diabadikan secara proper. Lampu hias warna-warni satu-persatu mulai dinyalakan. Sebelum suasana semakin gelap, gue berusaha semaksimal mungkin menjamah seluruh bagian di area ini karena setahu gue, Petite France ini tutup pukul 18.00 yang artinya sebentar lagi tutup.


Lampu warna-warni ini menciptakan atmosfir yang berbeda dan bikin suasana ala-ala winter in europe nya makin berasa. Sejujurnya gue ingin lebih lama disini tapi karena banyak pengunjung yang mulai meninggalkan lokasi dan diatas juga semakin sepi, gue pun ikut turun kembali ke area masuk. Serem juga soalnya Petite France ini dikelilingi bukit dan hutan.

sunset :')

Gue termasuk rombongan terakhir yang keluar Petite France sebelum bener-bener tutup.
Heran juga sih sebenernya kalau dihias lampu-lampu seheboh ini kenapa engga buka sampai malem aja ye kan?


Keluar dari Petite France dengan perasaan bahagyaaa~~

Sebetulnya ada satu destinasi wajib yang harusnya didatengin kalau lagi di Gapyeong yaitu, Garden of Morning Calm. Tapi setahu gue, Garden of Morning Calm ini bagus nya kalau winter karena ada lighting festival nya dan berhubung emak gue sudah hilang tenaga, begitu juga dengan kamera gue yang sudah habis baterenya, akhirnya kita putuskan untuk pulang kembali ke Seoul. Mengingat perjalanan dari Petite France ke Gapyeong Station dan lanjut dari Gapyeong Station ke Hongik sangatlah panjang, gue pun tidak memaksakan diri lagi.

Cukup lama menunggu bus ke arah balik. Sambil menunggu bus, lagi-lagi disuguhkan pemandangan matahari terbenam yang bikin gue pengen nangis.


Gue tutup perjalanan gue di Gapyeong ini dengan riang gembira hati suka cita.
Someday kalau gue ada kesempatan kesana lagi, gue bakal kunjungi tempat-tempat yang belum sempat didatangi.


See you, Gapyeong..

You Might Also Like

0 komentar

Comment