Jadi, ini kampus ku?

September 09, 2014

Hari pertama masuk kampus. Aaaah.. Sekarang jadi mahasiswi.

Langit sore sudah menjelma lebih pekat. Suara bising kendaraan yang melawan petang dan kemacetan terdengar nyaring dari berbagai arah. Dengan wajah kusam belum mandi, kaki ku menapakan langkah di....


Universitas Muhammadiyah Jakarta
Fakultas Teknik
Teknik Kimia
2014

Walau ini bukan PTN, gue tetep bersyukur dengan berbagai alasan,
  • Keinginan gue untuk kerja sambil kuliah akhirnya tercapai, langsung begitu lulus.
  • Karena akses nya deket dari kantor dan rumah yang saat ini gue tempati.
  • Nggak ada ospek.
Dan beruntungnya, dua orang di kantor gue juga masuk di kelas yang sama..

Omong - omong, sejak SMK gue sudah biasa dengan yang namanya 'perbedaan' jalur pendidikan. *gimana sih bahasanya*. Dari SMK, gue udah biasa ngerasain yang namanya dibedain dari orang umum (anak SMA maksudnya). Ketika kuliah, gue juga kembali menempuh jalur special dengan mengikuti kelas reguler khusus. Walau perbedaan itu bukan masalah, tapi sedikit banyak akan mempengaruhi psikologi selama prosesnya. *duileeeh.

Oh ya, belum sempet cerita juga kenapa bisa terdampar disini.
Kita mulai dari ketika SNMPTN.
Karena hal yang nggak bisa gue jelaskan, kami gagal ikut SNMPTN. Waktu itu gue ambil Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia Universitas Negeri Jakarta, juga Nutrisi dan Teknologi Pakan di Institut Pertanian Bogor. Padahal gue berharap banyak dari sini, toh nilai rapot gue nggak jelek - jelek amat. Allah menguji.

Lalu SBMPTN.
Disini gue mengalami dilema yang luar biasa selama empat bulan lebih. Bukan dilema pilih jurusan. Tapi dilema mutusin mau fokus cari kerja atau belajar untuk persiapan SBMPTN. Dan pada akhirnya, gue daftar, tiga hari sebelum pendaftaran tutup. Jurusan yang gue pilih hampir sama seperti sebelumnya. Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia Universitas Negeri Jakarta, lalu yang ketiga nya Kimia Universitas Islam Negeri Jakarta.

There's some stories indeed. Skip kalau nggak mau baca (ya emang ada yang baca juga?)
Awalnya gue udah memutuskan untuk nggak ikut SBMPTN karena mau gigih cari kerja. Gue udah bilang keinginan itu ke mamah - papah dan mereka setuju - setujua aja. Mendadak, mamah - papah meminta gue untuk ikut. Gue tidak menyalahkan mereka, semua orang tua pasti ingin anaknya mencoba yang terbaik dulu kan? Dengan modal mendadak itu, gue uring - uringnya kesana - kemari cari informasi. Mencari juga secercah dukungan dari orang - orang disekitar atas ketidakstabilan pikiran gue saat itu. Intinya gue butuh motivasi. Dan di titik itu, orang - orang yang gue harap bisa menyemangati justru malah semakin menjatuhkan. Gimana rasanya? Nggak usah di jelasin. Okay, fine kalau misalnya mereka memandang gue terlalu nggak berpegang teguh. Salahkan gue untuk hal itu. Tapi tolong jangan blokir semangat yang tipis ini dengan baja yang nggak bisa di tembus. Orang - orang yang gue harap bisa gue pegang tangannya malah medorong gue keras - keras. I have my reason yang nggak perlu gue jelasin. Posisi itu membuat gue berada pada titik dimana marah dan kecewa nggak sanggup ditolerir. Cuma butuh welcome kok. Nggak minta kalian ngedo'ain supaya keterima. Nggak usah takut akan jadi saingan karena toh gue tahu kalian lebih meyakinkan, kalian sudah lebih berusaha, kalian sudah matang.
Pegangan gue cuma karena mamah - papah. Udah.
Dari cerita itu gue terdengar luar biasa ringkih -_-

Lalu ke cerita memutuskan PTS reguler.
Pilihan gue saat itu dua : Trisakti atau Pancasila. Sama - sama teknik industri.
Awalnya lebih fokus ke Trisakti, karena menurut beberapa survei, peringkat Trisakti lebih di atas. Tapi malah udah di terima di Pancasila.
Eh, Alhamdullillah gue dapet panggilan kerja.

Final conclusion nya. Karena gue dapet kerja di Jakarta Pusat, dan BERUNTUNGNYA, fakultas teknik UMJ letak nya di  Cempaka Putih (dimana fakultas lainnya ada di Cirendeu) Jadilah tanpa ribet lagi gue langsung daftar di Kelas Reguler Malem.

FYI, gue dapet laptop baru :3

Bismillah. Semoga bisa punya prestasi baik disini. Amin

You Might Also Like

0 komentar

Comment